Kenapa semua orang Korea memelototi saya di restoran ini, salah saya apa?
“Kenapa semua orang Korea memelototi saya di restoran ini, salah saya apa?”
Oleh : E.A.Wahyudiono
Setelah menghabiskan waktu seharian dengan berjalan–jalan di kota Seoul, Korea Selatan, hal itu membuat badan dan pikiran saya menjadi segar kembali. Semua kesempatan yang saya peroleh karena harus stay over night di Seoul saat dalam perjalanan pulang liburan kuliah dari Nagasaki, Jepang pada musim panas akhir awal bulan Agustus 1999.
Karena itu adalah kunjungan saya yang pertama kali ke negeri ginseng, banyak tempat yang harus saya kunjungi. Salah satunya adalah Istana Gyeongbokgung. Istana yang terletak di sebelah utara kota Seoul itu dibangun pada tahun 1394 di masa dinasti Joseon. Istana itu juga sering dipakai untuk tempat pembuatan drama korea yang sangat digemari oleh kaum muda khususnya kaum hawa di zaman sekarang.
Sebelum check out dari Hotel Niagara di Seoul, saya menyempatkan untuk makan siang di kedai makanan tradisional di daerah Myeongdong, daerah pemukiman yang terkenal dengan pusat cindera mata dan makanan khas Korea Selatan sampai dengan sekarang.
Begitu di dalam restoran, masalah yang lain muncul. Saya tidak mengerti menu tulisan dalam huruf hangul Korea dan hal itu membuat saya kesulitan untuk mengetahui itu makanan apa, namun mengerti harga di daftar menu itu karena masih ditulis dalam angka romawi. Jangan membayangkan dengan daftar menu sekarang ini karena pasti di daftar menu sudah diberi gambar atau foto makanan yang disertakan agar menggugah selera pembeli.
Oleh karena itu, untuk berkomunikasi, saya menggunakan bahasa Inggris. Nah, karena berada di kedai tradisional, dua orang pelayan muda yang terdiri dari pria dan wanita di situ tidak paham dan bisa berbahasa Inggris. Saat itu saya juga tidak paham bahasa Korea sehingga kami semua kesulitan menentukan menu halal yang ingin saya pesan.
Tiba-tiba ada ide gila dari kepala saya. Daripada tidak makan, saya menoleh kepada para pengunjung restoran yang sedang menikmati makanan dan berkata,” Ladies and gentlemen, may I have your attention, please ?!, I need a help here. Who can speak English in this room?” Betapa mengejutkan reaksi mereka. Semua hanya terdiam dan hanya memandang saya. Salah satu pria paruh baya menjawab, “No, English, no understand !” sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum.
Kaget juga saya saat mendapatkan respon seperti itu. Wah, saya bisa jadi tidak makan siang nih. Selanjutnya, saya mendapat ide gila lagi untuk menanyakan pada pengunjung untuk membantu saya mejelaskan tentang makanan di situ. “Sumimasen ga, minna sama, tetsudatte kudasaimasen ka? Kono resutoran naka ni dare ka iru hito no wa nihongo ga dekimasu ka?” (Mohon maaf, bapak ibu semua, bisakah membantu saya? Di dalam restoran ini siapakah orang yang bisa berbicara bahasa Jepang?).
Reaksi dari pengunjung restoran lebih mengejutkan lagi. Ternyata semua menjadi diam dan memolototi saya. Tidak satu orang pun yang menjawab atau tersenyum. Mereka segera kembali menikmati hidangan tanpa menghiraukan kehadiran saya yang meminta pertolongan. “Apa salah saya?” itu kalimat dalam hati saya meski tidak berani saya sampaikan. Setelah beberapa menit, saya langsung tersadar bahwa saya telah melakukan kesalahan fatal, yaitu mengingatkan serta mengorek luka lama masyarakat di situ.
Untuk diketahui bahwa masih ada masyarakat Korea selatan yang masih mendongkol dengan negara Jepang karena pernah menjajah selama beberapa tahun sampai Korea Selatan bisa merdeka yaitu setelah kota Hiroshima dan Nagasaki rata dengan tanah karena dibom atom oleh sekutu. Perasaan geram kepada Jepang itu tidak serta merta bisa dihilangkan begitu saja, terutama mereka yang berusia lanjut.
Akhirnya, untuk beberapa saat saya hanya duduk di kursi tanpa hidangan makanan di meja. Jika begini dengan terpaksa, saya tidak jadi makan saja. Tiba-tiba saya tidak tahu dapat ide dari mana, segera saya ambil selembar kertas dan pulpen yang ada di situ. Saya panggil satu pelayan yang perempuan dan saya menggambar ikan laut segar sedang ditusuk kayu di atas perapian. Saya lengkapi dengan satu piring nasi putih dengan asap yang mengepul serta satu cawan sayur.
Pelayan itu tersenyum dan menjawab. “Okay!” Dia menunjukkan satu menu dengan harganya. Harga makanan itu tidaklah terlalu mahal. Satu porsi makanan ikan laut bakar yang saya gambar tadi, hanya menghabiskan 7.000 Won. Masalah terpecahkan sudah dan tinggal menunggu dihidangkan saja. Itadakimasu ! ( selamat makan).
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Akhirnya.....itadakimasu pak Eko....
Asyik ceritanya pak. Pengalamannya keren2 utk diceritakan
Hmmm....demi perut ide cemerlang muncul. Mantap pak.
Mantap. Pengalaman hebat.
Padahal English as International language ya pak. Ko pada kaga ngerti heheh prihatin dehh
Hebat Pak Eko...tidak pernah kehabisan ide....seperti tulisan tulisan bapak....keren Pak....
Salutt...ternyata bahasa gambar menjadi solusi dan perutpun bisa terisi. Selamat makan pak Eko
Itadakimasu....semoga suka dengan menunya
Itadakimasu....semoga suka dengan menunya
Untung bisa menggambar Pak Eko, kalau tidak bisa-bisa pakai bahasa isyarat.
Hebat Pak Eko, selalu punya ide. Salam hangat
Ga jd lapar krn ide cerdas, salut pak
Keren Pengalaman yg luar biasa
Jadi pesan makanan melalui gambar., hebat juga nih. Waktu diatas kereta api cepat china lupa menerapkan trik ini, sehingga terpaksa menahan lapar selama perjalanan. Makasih ilmunya pak eko. Salam hormat.
Kalau tidak bisa menggambar ngg jadi makan ya Pak, selalu mantul tulisan Bapak. Barokalloh
Ha.ha., terimakasih bu atas apresiasinya..semoga bisa jadi cerita yang menghibur
Wah, keren. Untunglah pandai menggambar. Jadilah perut lapar dapat diatasi dengan solusi terbaik. Mantap, Pak.
Salut...ini menunjukkan betapa pentingnya memahami bahasa sekalian konteks budaya, yang tersembunyi pun.
Mantap bernas ...Syukron Pak
Keren pak eko. selain jago menulis juga jago bahasa...
Hahahaha... Selamat makan, Magetan..
Wah beratnya perjuangan untuk makan siang di negeri orang Pak Eko. Salam kenal dari saya pak.
Akhirnya, makan juga ya Pak.
Gambar dapat menyampaikan pesan. senangnya dengan orang yang kreatif menggambar. Kisah yang menarik untuk selalu dikenang. Barakallah
Asyiiik juga ya Pak, bertualang terus
Cerita dari pak Eko selalu saya nantikan. Luar biasa, pak Eko tidak kehabisan ide...hahaha...mantap.Saya teringat waktu makan disalah satu restoran di Hat Yai Thailand....teman saya mintak " Telu dadar " tetapi kami tidak tahu bahasa Inggris ataupun bahasa Thailand nya. Jadi pelayan agak. kebingungan Hahahha....dan akhirnya disalah satu meja pengunjung, tersedia menu Dadar telur itu, dan sayapun langsung melihatkan kepada pelayan. Alhamdulilah, teman saya bisa makan dengan lahap..hahaha....mantap pak Eko.Ditunggu cerita selanjutnya.
Untung saja punya keahlian menggambar ikan ya pak...hehehe. Nggak kebayang kalau bapak cuma bisa buat gambar pemandangan. Bisa gagal makan ya pak.
Keren idenya. Bahasa gambar
Bahasa isyarat dan bahasa kalbu jadilah bahasa cinta. Hahay. Keren-keren sungguh pengalamannya Bapak. Salam hormat selalu.
Iya nih..gak kalah, ide selalu ada..pakai bahasa gambar he..he., sesekali perlu tuh saat kepepet ha..ha., salam hormat bu
Saya hanya mau acungi jempol saja... bagus pak Eko..
Keren, pak. Pengalaman yang sangat mengesankan... .
Jadi kangen Korea...
Perjuangan yang luar biasa. Keren pak
Keren, salut sama Pak Eko..kalau saya tdk tahu harus bgmn.. kemungkinan besar tidak jd makan.. hehehe.. salam.
Saya pernah menjumpai orang hanya memakai isyarat tangan di mulut yang artinya makan, sewaktu di Bromo. Sebelum duduk dia langsung mengucapkan : "No, English" berulang kali.
Bahasa tubuh adalah jurus pamungkas saat pergi kemana saja. Sehingga masalah bisa terpecahkan. Trims pak. Dalam tulisan ini ada pesan yg tersampaikan. Salam...
Haha...nggak terbayang ya seperti apa bapak saat itu ya...tapi syukurlah bapak mmg keren, selalu saja ada ide...Selalu lucu ya untuk dikenang...Selamat menikmati ikan bakar ya pak...
Ahhhh,,,, ,pengalaman pak eko luar biasa. Itadakimasu akhirnya
Pengalaman kang guru selalu menginspirasi.....keren..ide menuliskan shingga bisa menikmati makan siangnya.....
Hanya satu kata untuk opininya pak, keren.....
Masya Allah perjuangan demikian gigih hanya untuk menikmati sepiring nasi putih hangat dan ikan bakar. Bapak memang keren. Terimakasih sudah mengajak jalan-jalan ke Korea pak. Barokallah
Akhirnya bisa makan siang juga ya pak.. HeheeBanyak bajalan, banyak diliek dan banyak pulo pangalaman yang di dapek. Salam traveling.
Itadakimasu,,,pasti enak dan mengobati lapar yang amat sangat, perjuangan untuk mendapatkan makanan,,,lho kritik ni,,masa Drakor diminati kaum muda,,saya kaum tua lho peminat setia nya haaaaa
Keren pak.. Selalu yang di tubggu ceritanya..Bahasa persatuan dengan bahasa gambar.. Kembali pada masaSalam hormat
Cerdas .. Akhirny dpt ide yg top
Akhirnya makan siang juga, walau harus usaha gambar dulu. Ya mau hidup enak harus berusaha dulu.
Wah, tahun 1999 saya baru keluar SMA, Bapak udah di Jepang,,,kerren...
untung muncul ide menggambar.salut
Hu.... Keren habisz, paten, subhaanallaah wa Maasya-Allah. Sukses terus Pak. Semoga kami kecipratan hebatnya Pak Eko AW
Masyaallah perjuangan yg luar biasa utk mendapatkan sepiring nasi lgkp dg lauknya. Luvu2 sedap pak Eko....tetap keren guru keren.
solusinya terpecahkan, jika ingin berwisata ke Mancanegara, cukup bawa kertas dan pulpen, lalu gambarlah yang ingin anda tanyakan hehehe, idenya keren pak
Jadi kepingin ke korea jg... Kapan ya??Terimakasih atas info dlm ceritanya pak..
Alhamdulillah akhirnya, Itadakimasu pak.
Untung bisa menggambar ya Pak.
iya bu..ilmu kepepet akhirnya jurus itu yg dikeluarkan..salam
Cerdas.. salut dengan pemecahan masalahnya Pak Eko..
Memang Selalu punya ide dan saluut tdk ada kamus menyerah.. Salut salut salut..hehe.salam.sukses selalu Pak.Eko
Wah ternyata bahasa isyarat penting juga
Akhirnya dak jadi puasa, karena ikan bakar.. hi..hi..
itadakimasu ....hem kapan ya ke korea yang ada corona ni pa he he salam literasi
ha...ha...kacian akhirnya dapat makan juga, jadi kita harus usaha ya pak gimana bisa makan mantap pak
Hebat, menguasai beberapa bahasa
Terimakasih apresiasinya..salam bu
Bahasa memang sarana penting dalam memahami keinginan orang lain ya Pak...Saya terus menunggu cerita pengalaman dari Bapak ...salam
pengalamam yg mngesankan ya pak
haha..seharusnya pakai google translate pak..
Wah ide yang tak pernah habis. Bisa jadi rujukan bagi traveler hehe...
Menarik sekali, masuk Pak Eko! Hehe
seandainya terjadi pada saya. baiknya nyerah. menggambar ide terbaik tuk isi perut
Mantab, ceritanya. Ayo lagi pak.. Salam
Akhirnya bahasa pamungkas keluar...ha..ha..ha.. Selamat menikmati hidangannya pak. sukses selalu
Ha..ha., belajar banyak bahasa ...eeh, ternyata yang keluar cuman bahasa tubuh dan bahasa memkai media gambar..trimakasih pak..salam hormat
Bahasa tubuh juga bisa pak Eko.
komunikasi terdalam yang akan sampai kepada orang lain sesungguhnya adalah komunikasi dari ketulusan hati, dan dengan cara yang sederhana...gambar ( nggak sempat mewarnai kan Pak Eko ). ditunggu tulisan selanjutnya
Ternyata ilu sejarah dan infografis sangat diperlukan kalau kita di negri orang. Salam Pak Eko.
Wah keren karyanya pak,ditunggu karya berikutnya ,jngn lupa follow akun saya ya
Sudah beres...salam balik ya