Eko Adri Wahyudiono

Saya hanyalah seorang guru biasa. Jika bukan pengajar pastilah pendidik dalam tugasnya. Bisa jadi adalah keduanya. Namun, jika bukan keduanyapun, saya pastilah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sejarah yang Harus Ditulis Rangkap 3 di Zaman Joseon, Korea

Sejarah yang Harus Ditulis Rangkap 3 di Zaman Joseon, Korea

Sejarah yang Harus ditulis Rangkap 3 di Zaman Joseon, Korea

“Annyeong hasimnikka” (Apa kabar )

Anda pernah melihat drama Korea yang berkisah tentang Zaman Joseon pada abad ke 12 ?, jika anda penggemar Drama Korea, pastilah tahu drama dengan judul apa saja yang pernah menggunakan seting Dinasti Joseon ini dalam kisahnya.

Perlu diketahui bahwa Kerajaan Joseon ini, merupakan sebuah kerajaan yang didirikan oleh Taejo Daewangyang berlangsung selama kurang lebih lima abad, dari bulan Juli 1392 sampai Oktober 1897. Secara resmi diganti namanya menjadi Kekaisaran Korea Raya pada bulan Oktober 1897. Didirikan setelah runtuhnya dinasti Goryeo yang beribu kota di Kaesong. Mata uang jaman dulu bukan Won, tapi mun (1423–1425, 1625–1892), Korean yang (1892–1897) dan sekarang Korea menggunakan mata uang WON.

Sedangkan, Universitas Sungkyunkwan merupakan salah satu universitas tertua di Korea Selatan dengan kualitas yang mendunia. Universitas yang sudah berdiri sejak jaman dinasti Joseon ini selalu menerapkan konfusianisme atau filososi yang dibawa oleh filsuf China yaitu Konfusius atau lebih dikenal dengan nama Kong Hu Cu. Aliran Kon Hu Cu, juga menyebar sampai ke Indonesia. Di Universitas Sungkyunkwan yang masih berdiri sampai dengan sekarang ini, masih dipertahankan ketradisionalan prosesi perkuliahan di jaman Joseon untuk menghargai sejarah dari universitas yang berdiri sejak tahun 1398 itu. Salah satu peninggalan Dinasti Joseon dan yang terkenal lainnya adalah istana GyeongbokGun yg berdiri megah sampai dengan sekarang di pusat kota Seoul.

Dengan ditemani oleh beberapa teman, yang salah satunya ibu Lilik Hermiwi, beliau merupakan seniorku yang saya hormati, sampai aku panggil ibunda karena seperti ibuku sendiri dan Bapak Yusuf SH, dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur.,yang sekarang berdinas di Pacitan, serta ibu Sunarsih, sahabat yang sekaligus seperti kakakku, kami semua berempat mencoba merasakan bagaimana rasanya menjadi mahasiswa dan mahasiswi di Zaman Kerajaan Joseon tersebut. Kami harus mengenakan seragam mahasiswa zaman dulu yang berwarna biru muda serta ribet dalam memakainya. Program ini dipandu oleh orang Korea dari perwakilan pemerintah Gwangju,Korea Selatan yaitu Mr.Kim Sung Hub yang ramah.

Sungguh pengalaman yang tidak bisa digambarkan dengan kata kata, mengingat beratnya menjadi mahasiswa atau orang terpelajar di jaman itu, karena harus lulus seleksi yang ketat, dan harus menguasai ribuan huruf kanji dan hankul. Zaman dulu itu, lulusan kampus tadi, akan menjadi pegawai kerajaan dan sangat dihormati di seluruh negeri berkat keilmuaannya. Apalagi beratnya belajar mulai dari pagi sampai dengan malam hari di kampus terpencil serta harus membuat buku sendiri. Saya dengan ibu Lilik juga sempat merasakan proses pembuatan buku, yang mulai membuat kertas, memotongnya, memberinya sampul sampai dengan menjahit kertas itu menjadi sebuah buku kosong yang siap ditulisi dengan huruf Hangul (Huruf Korea). Nah, dalam hal ini, ibu Lilik Hermiwi lebih terampil dibandingkan kami semua yang laki laki dalam menjahit menjadi buku. Sebagai catatan, mahasiswa zaman Joseon dulu semuanya harus laki laki, saat itu perempuan dilarang menjadi Mahasiswi di kampus manapun.

Namun dari semua penjelasan Dosen di kampus itu, dan ini merupakan hal yang paling penting, yaitu semua mahasiswa yang sudah lulus dari Universitas Sungkyunkwan jaman Joseon itu, akan disebar di seluruh penjuru Korea untuk mencatat kehidupan sehari hari masyarakat dan kejadian yang sebenarnya dengan tidak boleh mengubah ataupun menambahi cerita yang terjadi di wilayah kerajaan Joseon, Korea, termasuk juga semua hal yang terjadi di dalam istana tidak terkecuali, termasuk sang kaisar Joseon pun akan ditulis apa adanya. Karena sejarah harus ditulis dengan jujur dan benar. Hal itu merupakan perintah dari Kaisar. Nah, siapa yang berani membantahnya ,jika ingin kepalanya dipenggal ?.

Setiap beberapa hari, buku buku yang berisi tentang hal hal yang terjadi di kehidupan masyarakat jaman Joseon itu, harus dibawa ke kampus kampus yang tersebar di kampus kecil untuk disalin menjadi 3 (tiga) buku, itupun minimal, bisa jadi lebih banyak lagi. Semua buku salinan tadi, yang harus ditulis dengan tangan, akan dibawa ke tempat tempat rahasia untuk disembunyikan secara rahasia pula di penjuru Korea dengan maksud, apabila terjadi kebakaran, perang antar kerajaan, termasuk juga saat jaman pendudukan Jepang, banyak buku buku yang dimusnahkan, namun Korea masih memiliki buku buku sejarah mereka yang disembunyikan di suatu tempat penyimpanan yang rahasia itu tadi. Begitu 2 atau 3 tempat musnah karena bencana banjir juga misalnya, maka para mahasiswa jaman itu akan segera menyalin lagi dan menyalin lebih banyak lagi.

Nah dengan demikian, catatan sejarah korea, tentang perilaku penduduk, sistim perdagangan, pendidikan, taktik perang maupun kebiasaan buruk mereka, semua tercatat dalam buku sejarah Korea sampai dengan sekarang. Jadi tidak heran jika Negara Korea ,sekarang menjadi Negara yang modern karena belajar dari sejarahnya yang sebagai acuan dalam memperbaiki nasib negeri mereka menjadi lebih hebat dan disegani dunia Internasional. Yang salah, di kita nih, Sejarah hanya untuk dihafalkan,, bukan untuk diambil sebagai pembelajarannya untuk kehidupan yang lebih baik. Itu pendapat saya lho..jadi jangan pro dan kontra dulu. Justru yang menyakitkan adalah saat kita mencari referensi sejarah kita sendiri sebagai bangsa Indonesia, kita harus mencarinya di perpustakaan negeri Belanda…. Hadeeh, sakitnya tuh di sini (sambil pegang dada sebelah kanan).

Mengingat hal tersebut di atas, tak salah kiranya jika kegiatan menulis itu harus dijadikan suatu kebiasaan. Saya pribadi berterimakasih pada bapak CEO MGI, bapak Mohammad Ihsan, yang saya sebut sebagai bapak Inspirator dalam kegiatan literasi terutama bagi para guru di Indonesia yang ingin kegiatan menulis itu ada di dalam DNA para guru Indonesia, dan hal itu juga tak lepas dari peran kontributor dan mentor di MGI seperti Bapak Murman, dan Mas Eko Prasetyo, dan lain lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Mereka semua memberikan tantangan bagi para guru untuk tergelitik menulis mulai dari hal hal yang sederhana sampai hal yang bersifat riset.

Saya tidak berani membayangkan jika suatu saat ada tantangan menulis dengan tulisan tangan asli dan disalin minimal rangkap 3 (tiga) selama 30 hari dengan tema apa saja. Jika anda berani,saya yakin, anda akan mokel (batal puasanya,red), meskipun bukan saatnya bulan puasa.

Salam Literasi dari Korea

22012020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow...aku penyuka drama Korea, khususnya Drama Kerajaan Joseon

22 Jan
Balas

he.he..bener nih ? wow..sama dong..saya jg lhoh..

22 Jan

Maaf Pak Eko, penulisan judulnya saya koreksi. Kata "ditulis", "rangkap", dan "Jaman" seharusnya ditulis "Ditulis", "Rangkap", dan "Zaman". Tiga kata tersebut harus diawali huruf kapital.

22 Jan
Balas

Siap pak,.terimakasih kasih koreksinya,..segera direvisi..mohon jangan segan untuk membimbing kita pak..trimakasih banyak sebelumnya..

22 Jan

Ya, Pak. Itu kata "Yang" jangan diawali huruf kapital, Pak. Tetap ditulis "yang".

22 Jan

siap bopo..sekali lagi terimakasih..

22 Jan

Siaaap raja

22 Jan
Balas

ha.ha..laksanakan

22 Jan

Luar biasaLee Min HooHehee.. Pak Eko

23 Jan
Balas

Pak ekooo, sudah baca. Pengalaman yang menakjubkan..semakin mempelajari sejarah dg benar jadi semakin bijak dan menghargai sejarah ya pak, semakin menghargai sejarah, semakin mencintai tanah air. Makasih pakkk

05 May
Balas



search

New Post